Tampilkan postingan dengan label Sungai. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Sungai. Tampilkan semua postingan

Rabu, 06 April 2022

Sekanak Sidewalk, Anak Sungai Musi yang Cantik di Kota Palembang

Sekanak Sidewalk, Palembang
Sekanak Sidewalk

S

etelah menikmati seporsi Mie Celor yang nikmat sebagai menu makan siang, aku kembali melanjutkan petualangan di Bumi Sriwijaya. Tujuanku selanjutnya adalah Alun-Alun Benteng Kuto Besar yang terletak tidak jauh dari tempat mie celor dijual.

Baca juga: Mie Celor, Santapan Siang yang Lezat di Palembang

Karena letaknya yang tak bergitu jauh, aku memutuskan untuk berjalan kaki saja, sembari menikmati keramaian dan panasnya Kota Palembang. Dari Mie Celor 26 Ilir, aku mengambil jalan melalui Jalan Mujahidin yang terkenal sebagai sentranya Pempek Palembang. Aku terus berjalan hingga keluar di Jalan Merdeka, dari sana aku malah tertarik melihat Sekanak Sidewalk.

Sekanak Sidewalk

Sekanak Sidewalk adalah jalur pedestrian yang dibangun di sisi Sungai Sekanak, salah satu anak Sungai Musi. Kawasan ini dibangun saat persiapan Asian Games 2018 yang lalu. Konsepnya sendiri mirip dengan kampung warna-warni yang ada di Kota Malang.

Jadi di sisi sungainya dibangun trotoar yang cukup luas, lalu disekitarnya juga dihiasi cat dengan warna-warna cantik dan mencolok. Di beberapa bagian tembok juga terdapat mural-mural keren. Sedangkan di beberapa bagian lainnya terlihat seperti corak kain songket khas Palembang.

Kondisi Sekanak Sidewalk ini juga cukup bersih, setiap beberapa meter terdapat tong sampah, di ujung sungainya juga ada jaring untuk menahan sampah-sampah yang terbawa aliran sungai. Selain itu, juga ada jembatan penyebrangan serta lampu-lampu taman yang jika malam pasti terlihat cantik. Tapi anehnya, suasana Sekanak Sidewalk ini sepi banget. Sepertinya tempat ini belum bisa menjadi primadona pariwisata masyarakat Palembang. 

Sekanak Sidewalk, Palembang
Jembatan penyebrangan
Sekanak Sidewalk, Palembang
Tempatnya bersih dan menarik

Alamat Sekanak Sidewalk

Talang Semut, Kecamatan Bukit Kecil, Kota Palembang, Sumatera Selatan.

Harga Tiket Masuk

Gratis

Sekanak Sidewalk, Palembang
Siganteng yang unyu di Sekanak Sidewalk

Sabtu, 07 November 2020

Danau Toba dari Pantai Pasifik Porsea

Danau Toba Pantai Pasifik Porsea
Pantai Pasifik Porsea

Hai sahabat backpacker...

Selamat datang di blognya backpacker yang ganteng dan unyu. 😋

Duduk dulu sini, aku mau cerita nih. Sebelumnya aku dan adikku udah menyaksikan keindahan Danau Toba dari atas Puncak Sigura-Gura. Tapi rasanya nggak puas cuma liat Danau Toba dari ketinggian. Apalagi jarak dari Puncak Sigura-Gura ke Danau Toba hanya sekitar 20 menit perjalanan doang. Jadi aku putusin buat liat Danau Toba secara langsung dari dekat.

Baca juga: Danau Toba dari Puncak Sigura-Gura

Brrmmm.... brrmmmm... Sepeda motorku kembali kupacu melewati jalanan Sigura-Gura yang berkelok-kelok dengan kontur turunan kali ini. Di kanan dan kiri terhampar pemandangan dari hutan hujan tropis dan jurang-jurang dalam. Sesekali juga terlihat aliran Sungai Asahan di dasar jurang dengan airnya berwarna hijau toska. Cakep juga uy.

Porsea

Sekitar 20 menit kemudian kami mulai memasuki kawasan pemukiman penduduk. Yupz, kami sudah memasuki wilayah Porsea. Porsea adalah salah satu kecamatan yang ada di kabupaten Toba Samosir. Kecamatan ini berada di tepian Danau Toba dan Sungai Asahan serta ada di kaki Pegunungan Bukit Barisan.

Jembatan Porsea

Setibanya di kota Porsea, aku kemudian menghentikan sepeda motor di atas Jembatan Porsea. Jembatan Porsea adalah salah satu lokasi bersejarah dari perang dunia II di Tanah Batak pada tahun 1942 antara pasukan Jepang dengan pasukan Belanda.

Pertempuran tersebut terjadi tanggal 9-10 Maret 1942 untuk memperebutkan Jembatan Porsea yang strategis karena menghubungkan wilayah Lembah Toba dengan wilayah di Utara, Selatan dan Sumatera Timur. Dalam pertempuran tersebut, jembatan ini pun telah dipasangi dinamit. Namun karena pasukan Jepang menyerang menggunakan perahu menyusuri sungai membuat pasukan Belanda kalah dan mayatnya terkubur di aliran Sungai Asahan.

Pemandangan dari atas jembatan ini juga cukup cantik. Karena di bawah jembatannya mengalir Sungai Asahan dengan air berwarna hijau toska. Sedangkan di kejauhan terlihat barisan pegunungan. 

Danau Toba Pantai Pasifik Porsea
Jembatan Porsea
Danau Toba Pantai Pasifik Porsea
Sungai Asahan dari Jembatan Porsea

Pantai Pasifik Porsea

 Setelah dari Jembatan Porsea, aku kemudian mengarahkan sepeda motor ke Pantai Pasifik Porsea, salah satu destinasi wisata di Porsea yang ada di tepi Danau Toba.

Alamat Pantai Pasifik Porsea

Pantai Pasifik Porsea beralamat di desa Patane I, kecamatan Porsea, kabupaten Toba Samosir, Sumatera Utara.

Cara ke Pantai Pasifik Porsea

Untuk menuju Pantai Pasifik Porsea dari kota Porsea sangat mudah karena lokasinya tak jauh dari pusat kota. Jalan masuknya ada di sisi kanan sebelum Jembatan Porsea, Dari sana lurus aja sekitar 5 menit perjalanan, nanti akan ada plang penunjuk arah dan pantainya pun terlihat dari plang tersebut.

Harga Tiket Pantai Pasifik Porsea

Harga tiket masuk ke Pantai Pasifik Porsea ini hanya Rp. 2000 persepeda motor. Inget! persepeda motor loh, bukan perorang dan itu sudah termasuk biaya parkir serta menggunakan semua fasilitas yang tersedia di Pantai Pasifik Porsea.

Fasilitas di Pantai Pasifik Porsea

Fasilitas yang ada di Pantai Pasifik Porsea adalah lapangan parkir yang luas, sebuah rumah makan, beberapa bangku-bangku beton dengan atap dan meja, gazebo dengan arsitektur khas Batak Toba, kamar mandi dan ruang bilas hingga arena bermain anak seperti ayunan, jungkat-jungkit dan yang lainnya. 

Danau Toba Pantai Pasifik Porsea
gazebo berarsitektur Batak Toba
Danau Toba Pantai Pasifik Porsea
Area bermain anak

Pemandangan Danau Toba dari Pantai Pasifik Porsea

Meskipun namanya pantai, tapi Pantai Pasifik Porsea ini tidak terletak di tepi laut melainkan ada di tepi Danau Toba. Di Sumatera Utara memang ada kecenderungan menamakan pantai pada suatu tempat yang berpasir dan ada di tepi danau atau sungai meski lokasinya ada di dataran tinggi.

Pantai Pasifik Porsea ini memang memiliki daratan berpasir putih. Pasirnya bertekstur kasar seperti silica. Katanya sih pasir ini diperkirakan terbentuk dari hasil ledakan Gunung Toba jutaan tahun yang silam.

Pemandangan Danau Toba dari pantai ini juga cakep banget, karena airnya terlihat biru jernih dan luas banget. Kondisi angin yang bertiup kencang juga membuat permukaan airnya bergelombang sehingga tampak seperti lautan sungguhan. Anginnya membuat aku merasa seperti lagi ada di pantai tepi laut sungguhan, padahal mah lagi di Danau Toba.

Sebenarnya di pantai ini membolehkan pengunjung untuk berenang. Namun nggak boleh sampe ke tengah dan harus ekstra berhati-hati karena di bagian tengahnya terdapat arus bawah yang kuat yang mengarah ke Sungai Asahan, sehingga cukup berbahaya. Bahkan saat kami di sana, ada satu keluarga yang sedang menabur bunga di tepi pantainya. Katanya sih beberapa tahun yang lalu keluarga mereka ada yang meninggal di pantai ini. Serem uy... 

Danau Toba Pantai Pasifik Porsea
Berpasir putih
Danau Toba Pantai Pasifik Porsea
Danau Toba

Hulu Sungai Asahan

Satu hal yang cukup menarik dari Pantai Pasifik Porsea adalah pantai ini terhubung langsung dengan aliran Sungai Asahan. Hal ini jugalah yang membuat di Pantai Pasifik Porsea punya arus bawah yang kuat.

Sungai Asahan sendiri adalah sungai terbesar dan terpanjang di Sumatera Utara. Panjang sungainya mencapai 147 km. Sungai ini juga merupakan spot rafting terbaik ketiga dunia dengan jeram besar grade 4 hingga 5+.

Dari Pantai Pasifik Porsea kami hanya perlu berjalan menyusuri tepi pantainya selama 5 menit dan udah bisa melihat hulu Sungai Asahan yang menyatu dengan Danau Toba. Wisata di Pantai Pasifik Porsea ini rasanya mantap juga cuy. 

Danau Toba Pantai Pasifik Porsea
Hulu Sungai Asahan
Danau Toba Pantai Pasifik Porsea
Si ganteng dan unyu di tepi Danau Toba

Senin, 19 Oktober 2020

11 Tempat Wisata di Kota Tanjungbalai beserta Transportasi dan Penginapannya

Wisata Tanjungbalai
Wisata Kota Tanjungbalai

            Tanjungbalai adalah sebuah kota kecil di Sumatera Utara. Kota ini berada di antara aliran dua sungai, yaitu Sungai Asahan dan Sungai Silau yang bermuara ke Selat Malaka. Meskipun hanya kota kecil, namun kota ini memiliki banyak destinasi wisata. Termasuk wisata sejarah karena dulunya Kota Tanjungbalai merupakan pusat pemerintahan Kesultanan Asahan.

Berikut ini aku akan menyajikan informasi mengenai obejk-objek wisata yang ada di Kota Tanjungbalai. Daftar ini kubuat berdasarkan tempat-tempat yang memang telah kukunjungi secara langsung, jadi bisa kujamin kebenarannya. Daftar ini juga bisa bertambah nantinya jika aku jalan-jalan lagi ke kota ini.

11  Tempat Wisata di Kota Tanjung Balai

1.    Balai di Ujung Tanjung

Balai di Ujung Tanjung merupakan sebuah replika rumah balai yang merefleksikan asal muasal dan sejarah Kota Tanjungbalai. Rumah Balai ini terletak di ujung daratan Tanjungbalai dan tepat di depan pertemuan aliran Sungai Asahan dan Sungai Silau. Nama kota ini pun diambil dari sini, yaitu Balai yang ada di Tanjung sehingga menjadi Tanjungbalai. Alamat Balai ini terletak di Jalan Asahan, Kelurahan Indra Sakti, Kota Tanjungbalai.

Untuk lebih lengkapnya bisa dibaca di sini: Rumah Balai, Asal Usul Sejarah Kota Tanjungbalai 

Wisata Tanjungbalai
Balai di Ujung Tanjung

2.    Replika Istana Asahan

Replika Istana Asahan atau yang diberi nama Bangunan Bersejarah Kota Tanjungbalai adalah sebuah bangunan replika dari Istana Kesultanan Asahan. Bangunan ini diresmikan pada tahun 2010 yang lalu, bersamaan dengan peresmian Balai di Ujung Tanjung. Replika Istana Asahan beralamat di Jalan Bondang. Dulunya Istana Asahan berada di belakang Lapangan Sultan Abdul Jalil Rahmadsyah, namun istana tersebut telah dirobohkan dan berganti ruko-ruko milik swasta.

Untuk lebih lengkapnya bisa dibaca di sini: Istana Kesultanan Melayu Asahan 

Wisata Tanjungbalai
Replika Istana Asahan

3.    Lapangan Sultan Abdul Jalil Rahmadsyah

Lapangan Sultan Abdul Jalil Rahmadsyah atau yang lebih dikenal dengan nama Lapangan Pasir adalah sebuah lapangan alun-alun yang menjadi lokasi peringatan hari-hari besar dan juga pusat keramaian di Kota Tanjungbalai.

Lapangan dengan pendopo atap berbentu cangkang kerang ini juga dilengkapi dengan jogging track, kolam air mancur, hingga bangku-bangku taman.  Di bagian belakang lapangan ini juga terdapat Tanjungbalai Food Court, sentra kuliner di Kota Tanjungbalai.

Untuk lebih lengkapnya bisa dibaca di sini: Lapangan Pasir alias Lapangan Sultan Abdul Jalil Rahmadsyah Tanjungbalai 

Wisata Tanjungbalai
Lapangan Sultan Abdul Jalil Rahmadsyah

4.    Masjid Raya Sultan Ahmadsyah

Masjid Raya Sultan Ahmadsyah adalah masjid tertua dan bersejarah di Kota Tanjungbalai. Masjid ini dibangun pada tahun 1884 oleh Sultan Ahmadsyah, salah satu sultan yang pernah memerintah Kesultanan Asahan yang gigih melawan Kolonial Belanda.

Masjid ini dibangun dengan memadukan unsur-unsur arsitektur Melayu. Selain itu, masjid ini juga tak memiliki satu pun pilar di bagian dalam masjid, tetapi memiliki banyak pilar di bagian luarnya.

Untuk lebih lengkapnya bisa dibaca di sini: Masjid Raya Sultan Ahmadsyah 

Wisata Tanjungbalai
Masjid Raya Sultan Ahmadsyah

5.    Vihara Tri Ratna

Vihara Tri Ratna adalah satu-satunya vihara di Kota Tanjungbalai dan dibangun sejak tahun 1984. Dulunya di atap vihara ini terdapat sebuah patung Budha berukuran besar. Hanya saja sekarang patungnya diletakkan di sisi bangunan vihara. Vihara ini berada di dalam kawasan Tanjungbalai Waterfront City dan tak jauh dari Balai di Ujung Tanjung.

Untuk lebih lengkapnya bisa dibaca di sini: Vihara Tri Ratna Tanjungbalai 

Wisata Tanjungbalai
Vihara Tri Ratna

6.    Kelenteng Dewi Samudera

Kelenteng Dewi Samudera merupakan kelenteng terbesar di Kota Tanjungbalai dan diresmikan sejak tahun 2009 yang lalu. Kelenteng dengan warna merah menyala dan arsitektur khas Tionghoa ini berada dalam kawasan Tanjungbalai Waterfront City dan bersebelahan dengan Vihara Tri Ratna.

Untuk lebih lengkapnya bisa dibaca di sini: Kelenteng Dewi Samudera Tanjungbalai 

Wisata Tanjungbalai
Kelenteng Dewi Samudera

7.    Jembatan Tabayang

Jembatan Tabayang alias Jembatan Tanjungbalai-Sei Kepayang adalah jembatan terpanjang di Sumatera Utara dengan panjang mencapai 600 meter lebih. Jembatan ini berdiri di atas aliran Sungai Asahan dan menjadi penghubung antara Kota Tanjungbalai dengan Kecamatan Sei Kepayang, Kabupaten Asahan.

Untuk lebih lengkapnya bisa dibaca di sini: Jembatan Tabayang, Jembatan Terpanjang di Sumatera Utara 

Wisata Tanjungbalai
Jembatan Tabayang

8.    Tanjungbalai Food Court

Tanjungbalai Food Court adalah sebuah kawasan sentra kuliner di Kota Tanjungbalai. Tempat ini berada tepat di belakang Lapangan Sultan Abdul Jalil Rahmadsyah. Di sini menyediakan berbagai jenis makanan dan minuman seperti nasi goreng, mie goreng, bakso, mie ayam, jagung rebus dan jagung bakar, rebus kerang, kelapa muda, aneka jus dan masih banyak menu lainnya.

Untuk lebih lengkapnya bisa dibaca di sini: Tanjungbalai Food Court 

Wisata Tanjungbalai
Tanjungbalai Food Court

9.    Pantai Galau

Pantai Galau adalah sebuah kafe yang berkonsep outdoor dan terapung di atas aliran Sungai Asahan. Kafe ini menyediakan berbagai macam makanan dan minuman. Namun yang paling menarik dari kafe ini adalah pemandangannya. Dari kafe ini bisa terlihat Sungai Asahan dan Sungai Silau dengan kapal-kapal yang berlalu lalang. Di seberang sungai juga terlihat Kota Tanjungbalai dan jika malam hari akan terlihat semakin cantik karena cahaya lampu kota akan memantul di atas aliran sungai.

Untuk lebih lengkapnya bisa dibaca di sini: Pantai Galau dan Tanjungbalai di Kala Malam 

Wisata Tanjungbalai
Kafe Pantai Galau
Wisata Tanjungbalai
Tanjungbalai di kala malam

10. Tanjungbalai Waterfront City

Tanjungbalai Waterfront City adalah sebuah taman yang berada di tepi aliran Sungai Asahan. Di taman ini terdapat jalur-jalur setapak dan bangku-bangku taman. Di sini juga ada warung-warung yang menyediakan berbagai jenis makanan dan minuman. Selain itu, di sini juga bisa naik perahu untuk berwisata di Sungai Asahan.

Untuk lebih lengkapnya bisa dibaca di sini: Tanjungbalai Waterfront City, Wisata di Tepi Sungai Asahan 

Wisata Tanjungbalai
Tanjungbalai Waterfront City

11. Sungai Asahan

Sungai Asahan adalah sungai terpanjang di Sumatera Utara. Sungai ini berhulu di Danau Toba dan mengalir hingga ke Selat Malaka. Di Tanjungbalai, kita bisa berwisata di sungai Asahan dengan menyewa perahu seharga Rp. 10.000 perorang. Selain itu juga bisa memancing ataupun mengunjungi pulau-pulau kecil yang terbentuk di aliran Sungai Asahan. 

Wisata Tanjungbalai
Sungai Asahan

Transportasi Menuju Kota Tanjungbalai

Ada banyak cara untuk menuju Kota Tanjungbalai. yang pertama bisa menggunakan kereta api. Ada dua jenis kereta, yaitu kereta ekonomi dengan harga tiket Rp. 27.000 perorang dengan jadwal 3 kali sehari dari kota Medan. Lalu juga ada kereta kelas eksekutif dan bisnis dengan harga tiket mulai dari Rp. 110.000 dan berangkat 2 kali perhari dari Kota Medan. 

Wisata Tanjungbalai
Stasiun Kereta Api Tanjungbalai

            Cara kedua adalah dengan menggunakan bus. Ada beberapa bus dari Kota Medan menuju Kota Tanjungbalai seperti KUPJ, KUPJ Tour, Sartika, Almasar, Rajawali, dan bus lainnya. Harga tiketnya sekitar Rp. 35.000 perorang untuk bus biasa, sedangkan bus AC seharga Rp, 80.000 perorang. Jika dari daerah selain Medan, bisa naik bus dan turun di Simpang Kawat. Dari simpang tersebut bisa naik bus lain menuju Kota Tanjungbalai. Sedangkan untuk transportasi di dalam kota bisa mengandalkan angkot, becak motor dan ojek.

Cara ketiga adalah dengan menggunakan kapal ferry dan speed. Di Kota Tanjungbalai terdapat satu pelabuhan, yaitu Pelabuhan Teluk Nibung. Pelabuhan ini melayani rute ke Port Klang, Malaysia, Ledong dan Panai di Labuhan Batu hingga Panipahan di Provinsi Riau.

Penginapan di Kota Tanjungbalai

Ada beberapa penginapan yang tersedia di Kota Tanjungbalai. Kelas hotelnya pun bemacam-macam, mulai dari hotel kelas melati dengan harga Rp.100.000-an hingga hotel bintang tiga dengan harga di atas Rp. 300.000-an. Sayangnya aku belum pernah nyobain penginapan yang ada di kota ini karena rumahku hanya berjarak 1 jam perjalanan saja dari kota ini.

Demikianlah informasi tentang destinasi wisata yang ada di Kota Tanjungbalai beserta akomodasinya. Info-info ini nantinya akan kutambah jika aku berwisata lagi di kota ini.

Kamis, 15 Oktober 2020

Tanjungbalai Waterfront City, Wisata di Tepi Sungai Asahan


Tanjungbalai Waterfront City
Tanjungbalai Waterfront City

            Tanjungbalai Waterfront City adalah salah satu destinasi wisata yang ada di Kota Tanjungbalai, Sumatera Utara. Objek wisata ini merupakan taman terbuka yang berada di tepi aliran Sungai Asahan.

Hai sahabat backpacker...

Gimana kabarnya? Semoga sehat selalu ya dan kita semua dijauhkan dari virus corona ini. Aamiin...

Baca juga: Wisata di Bengkulu: Lengkap dengan Transportasi, Penginapan dan Oleh-Oleh Khasnya

Berhubung cerita petualanganku di Bengkulu udah selesai, maka kali ini aku mau berbagi cerita tentang jalan-jalanku di sekitar kampungku sendiri yang kulakukan kemarin sore. Jalan-jalan sore ini kulakukan bareng adekku yang bernama Awan dan Fadil. Ini pun buat ngehibur Awan karena ditinggal mamak yang ada urusan di Kota Medan. 

Tanjungbalai Waterfront City
Jalan-jalan sore bareng Awan

Sore itu aku pun mengajaknya jalan-jalan ke salah satu destinasi wisata baru di Kota Tanjungbalai. Namanya adalah Tanjungbalai Waterfront City. Keren uy namanya.

Alamat Tanjungbalai Waterfront City

Tanjungbalai Waterfront City berada di Jalan Asahan, Kelurahan Indra Sakti, Kecamatan Tanjungbalai Selatan, Kota Tanjungbalai dan tepat bersisian dengan aliran Sungai Asahan, sungai terpanjang di Sumatera Utara. Btw, sungai ini mengalir dari Danau Toba hingga ke Selat Malaka.

Tanjungbalai Waterfront City ini juga berada tak jauh dari Masjid Raya Sultan Ahmadsyah, masjid tertua di Tanjungbalai dan Jembatan Tabayang, jembatan terpanjang di Sumatera Utara. Selain itu, tempat ini juga satu lokasi dengan Rumah Balai di Ujung Tanjung, Kelenteng Dewi Samudera dan Vihara Tri Ratna.

Pemandangan di Tanjungbalai Waterfront City

Setelah memarkirkan sepeda motor dan melepas helm, aku pun membawa adikku berkeliling untuk menikmati destinasi wisata satu ini. Bagian yang paling mencolok dari tempat ini adalah adanya tulisan besar bertuliskan “Tanjungbalai Waterfront City” dengan latar Sungai Asahan. 

Tanjungbalai Waterfront City
Spot foto utama di Tanjungbalai Waterfront City

Di sekitarnya sudah terpasang jalur-jalur setapak yang berlapiskan paving block. Di antara jalur paving block itu dibuat taman berumput hijau dengan pepohonan dan lampu-lampu taman. Sayang pepohonannya belum terlalu besar, jadi kalo di siang hari cukup terasa terik. 

Tanjungbalai Waterfront City
Pepohonannya masih kecil

Di ujung paving block ini langsung berbatasan dengan Rumah Balai di Ujung Tanjung yang merupakan bangunan replika yang dibangun untuk memperingati sejarah dan asal muasal Kota Tanjungbalai, yaitu sebuah Balai yang berada di Tanjung. Sedangkan di ujung satunya terdapat sebuah tugu dengan hiasan buku yang sedang terbuka, mungkin maksudnya agar pengunjung tetap ingat untuk membaca buku. 

Tanjungbalai Waterfront City
Tugu berhias buku

Tanjungbalai Waterfront City ini dibuat memanjang sejalur dengan aliran Sungai Asahan. Di pinggirnya pun dibuat pagar pembatas sebagai pengaman agar pengunjung, terutama anak-anak tidak terjatuh ke sungai. Jadi nggak masalah membawa Awan jalan-jalan ke sini. 

Tanjungbalai Waterfront City
Pagar pembatas dan pemandangan di Tanjungbalai Waterfront City

Di aliran sungai ini pun terdapat kapal-kapal nelayan yang sedang berlabuh. Ukuran kapalnya bervariasi, mulai dari yang kecil hingga yang besar. Selain itu, di sini juga ada perahu yang bisa disewa pengunjung untuk berkeliling di sekitar Sungai Asahan dengan biaya Rp. 10.000 aja perorangnya.

Tanjungbalai Waterfront City
Kapal nelayan berlabuh di Sungai Asahan

Di sekitar Tanjungbalai Waterfront City ini terdapat banyak warung-warung yang menjajakan berbagai jenis makanan dan minuman, seperti mie ayam, bakso, mie goreng, nasi goreng, es kelapa muda, jus, dan masih banyak menu lainnya. 

Tanjungbalai Waterfront City
Ada pedagang makanan juga

Tanjungbalai Waterfront City
Bangku beton di Tanjungbalai Waterfront City

Menurutku tempat ini cukup asyik juga buat dikunjungi di sore hari. Bersantai menikmati pemandangan aliran Sungai Asahan yang tenang sembari menunggu senja. Sayangnya destinasi ini kurang terawat, terlihat dari tempat parkir yang semrawut, lampu-lampu taman yang pecah dan ada juga beberapa sampah yang berserakan. Andai tempat ini punya pengelola yang bagus, pasti tempat ini lebih asyik lagi buat dikunjungi. 

Tanjungbalai Waterfront City
Backpacker ganteng di Tanjungbalai Waterfront City

Kamis, 24 September 2020

Wisata Baru di Asahan, Pesona Alam Sureng

Pesona Alam Sureng

Hai sahabat backpacker... selamat datang di blognya orang ganteng dan unyu yang suka berpetualang. :D

Setelah kemarin aku berbagi cerita tentang objek wisata baru di Kabupaten Asahan yang bernama Wisata Alam Mangrove Silau Laut. Maka kali ini aku mau berbagi lagi cerita tentang objek wisata baru yang masih berada di Kabupaten Asahan dan bernama Pesona Alam Sureng.

baca juga: Wisata Alam Mangrove Silau Laut, Pesona Baru di Asahan

Perjalanan ini bermula ketika salah satu temanku mengunggah foto Pesona Alam Sureng ini dan membuatku cukup penasaran. Saat itu bertepatan pula salah seorang temanku mengajak untuk jalan-jalan kalo lagi ke Kisaran.

Bang, kapan ke Kisaran? Jalan-jalan yok!” begitulah kira-kira chat dari Ratri, salah seorang temanku yang tinggal di Kota Kisaran.

Boleh. Kebetulan Abang hari senin ini ada agenda verifikasi di Kisaran.” Jawabku.

Aku ama temenku si Dila yang Bang, soalnya kalo pacarku si Gusti nanyain, kan ada alibi.” Chatnya lagi.

Ahahaha… iya-iya.” Balasku cepat.

Btw, si Ratri ini emang udah punya pacar sih dan katanya pacarnya ada di luar provinsi. Oh ya, alasan aku mau diajak jalan bukan karena mau jadi orang ketiga loh. Tapi lebih seru aja kalo jalan-jalan itu ada temennya. Toh dia yang ngajak juga kan? Dan dia bareng temennya juga kok. jadi amanlah.

Kalo bisa pagi yang Bang, soalnya aku masuk shift jam 2.” Kata Ratri lagi.

oke deh! Jam 9 juga udah beres kok itu” balasku yakin.

Tapi….

Pukul 8 pagi.

Pukul 9 pagi

Pukul 10 pagi

Aku dan beberapa orang yang punya agenda yang sama di hari itu masih mengunggu. Namun petugas verifikasinya tak kunjung hadir meski kami telah menunggu sejak pagi hari. Sedangkan hp ku sudah penuh dengan chat dari Ratri yang menanyakan kepastian buat jalan-jalan.

Dan akhirnya lewat pukul 10.20 pagi barulah kami mendapat kepastian kalo ternyata lokasi verifikasinya dipindah ke kantor.

Owalah…. Capek nunggunya dari tadi cuy. -_-

Setelah menyelesaikan agenda tersebut, aku pun bergegas menemui Ratri dan kami pun segera menuju objek wisata Pesona Alam Sureng. Namun lagi-lagi muncul kendala, ban belakang motorku bocor dan harus ditampal.

Sambil menunggu abang Kang Tambal menambal ban motorku yang bocor, aku menatap lekat-lekat parasnya Ratri.

Kenapa Bang?” Tanya Ratri dengan wajah yang bersemu merah.

Kagak. Cuma mau liat kira-kira kamu dijampi-jampi apaan sih ama si Gusti, kok banyak amat kendalanya saat jalan ama kamu. Mulai dari verifikasi yang telat sampe ban yang bocor.” Jawabku.

Ahahaha…” Dila cuma tertawa mendengar penjelasanku sedangkan Ratri memanyunkan bibirnya.

Tapi emang bener sih, mungkin nih cewek dijampi ama cowoknya kalo jalan ama orang lain biar kena kendala. Wkwkwkwk… atau mungkin ini hukuman karena jalan ama pacar orang ya?

Hmmmm…. Tapi nggak mungkinlah, soalnya aku kan orang yang baik hati dan tujuanku cuma buat temen jalan-jalan doang.

Iya kan?

Iya kan?

Dan akhirnya setelah menunggu beberapa saat, si motor udah bisa dibawa melaju kembali. Tak lama kami pun tiba di objek wisata yang di maksud.

Alamat Pesona Alam Sureng

Objek wisata Pesona Alam Sureng ini terletak di Sei Renggas, Kecamatan Kota Kisaran Barat, Kabupaten Asahan. Kalo dari pusat Kota Kisaran tempat ini cuma sekitar 10 menit berkendara doang melalui Jalan Lintas  yang menghubungkan antara Kota Kisaran dengan Kecamatan Mandoge dan Kabupaten Simalungun. Objek wisata ini juga tak jauh dari SMK Negeri 2 Kisaran.

Tiket Masuk Pesona Alam Sureng

Untuk tiket masuknya cukup murah sih, persepeda motornya dikenakan biaya Rp. 5000 aja dan sudah termasuk biaya parkir. Sedangkan mobil dikenakan biaya Rp. 10.000 aja. Di sini juga ada beberapa pondok-pondok untuk keluarga dan perpondoknya dikenakan biaya Rp. 10.000. Namun jika tak ingin duduk di sana, masih terdapat banyak kursi-kursi lain yang tersebar di sekitar sini dan untuk duduk di sana, cukup pesan minuman doang.

Pondok Rp. 10.000

Pemandangan Pesona Alam Sureng

Setelah membayar tiket masuk, aku pun segera memasuki kawasan Pesona Alam Sureng. Gerbang depan dengan tulisan “Selamat Datang di Pesona Alam Sureng” pun menyambut kami. Di belakangnya terdapat jejeran payung yang tergantung di antara dahan-dahan sawit. 

Selamat datang di Pesona Alam Sureng

Payung warna-warni bergantungan

Objek wisata utama di Pesona Alam Sureng ini adalah aliran Sungai Silau. Sungai ini mengalir dari wilayah Simalungun dan Mandoge, membelah Kota Kisaran dan kemudian menyatu dengan aliran Sungai Asahan di wilayah Tanjung Balai hingga akhirnya mengalir ke Selat Malaka.

Sungai Silau di Pesona Alam Sureng

 Sungai Silau yang ada di dekat Pesona Alam Sureng ini berkelok-kelok dan alirannya cukup lebar. Airnya memang tidaklah jernih, apalagi di musim penghujan seperti ini. Namun karena permukaan sungainya yang lebar dan berkelok, membuat suasana di sekitar Pesona Alam Sureng ini jadi adem karena angin yang bertiup dari arah sungai cukup kencang.

Sebagai sebuah objek wisata yang baru dibuka, tempat ini sudah memiliki fasilitas yang cukup lengkap seperti pondok, bangku-bangku, warung jualan, toilet dan yang paling utama adalah spot foto kekinian. Spot-spot foto kekinian yang disediakan pun ada beragam seperti payung-payung yang menggantung diantara pohon sawit, pintu kemana saja, spot berbentuk love, rumah kincir dan  yang paling utama yaitu perahu cinta, sebuah spot berupa haluan perahu yang menghadap langsung ke aliran Sungai Silau. 

Perahu Cinta

Tetap pake masker cuy

Rabu, 29 April 2020

Jembatan Tangga-Parhitean dan Sungai Asahan

Note: Perjalanan ini dilakukan sebelum covid-19 mewabah, stay at home kawan-kawan.

Hai sahabat backpacker...

Menurutku Lembah Asahan adalah salah satu tempat yang indah di Tanah Asahan. Kawasan ini memiliki objek wisata yang cukup lengkap dengan banyaknya air terjun seperti Air Terjun Ponot, Sampuran Harimau, Aek Birong dan banyak lagi. Kemudian juga ada tebing batu, sungai rafting, bendungan, lembah, hutan hijau tropis dan lain-lain.

Setelah sebelumnya kami akhirnya berhasil menemukan Air Terjun Aek Birong yang belum memiliki akses jalan, kami pun memutuskan untuk pulang karena hari sudah menjelang sore agar tak kemalaman tiba di rumah.

Jembatan Tangga-Parhitean

Namun sebelum pulang, kami memutuskan untuk singgah sejenak di satu tempat lagi yaitu Jembatan Tangga-Parhitean. Jembatan ini adalah sebuah jembatan beton yang menghubungkan antara Desa Tangga di Kabupaten Asahan dengan Desa Parhitean di Kabupaten Toba Samosir yang dipisahkan oleh aliran Sungai Asahan. Jembatan ini masih berada di kawasan Lembah Asahan.
Jembatan Tangga-Parhitean
Sejarah Jembatan Tangga-Parhitean

Jembatan ini juga dianggap sebagai salah satu jembatan tertua di Sumatera Utara. Pembangunan jembatan ini sudah dimulai sejak tahun 1936 dan selesai pada tahun 1949. Peresmiannya dilakukan pada tahun 1950 oleh Wakil Presiden Indonesia pertama, Mohammad Hatta yang didampingi Gubernur Sumatera, TM. Hassan.

Meskipun sudah berdiri puluhan tahun dan dilalui ratusan kendaraan setiap harinya, jembatan ini masih berdiri kokoh. Membuktikan betapa kuat kontruksinya. Jembatan ini juga memiliki ciri khas berupa pagar cor beton menjulang dengan lengkungan di atasnya. Jadi terlihat cantik juga.

Btw alasan kami berhenti di jembatan ini pun karena pemandangan dari jembatan ini memang cukup indah. Barisan perbukitan yang mengelilingi Lembah Asahan terlihat jelas dari sini. Di bawah jembatan ini telihat pula aliran Sungai Asahan dengan arusnya yang deras yang dijadikan lokasi olahraga arum jeram.
Adikku dan teman-temannya
Sungai Asahan dan arum jeramnya

Sungai Asahan ini memang merupakan lokasi arum jeram yang cukup terkenal, bahkan dianggap sebagai yang terbaik ketiga setelah Sungai Zambesi di Afrika dan Sungai Colorado di Amerika. Kontur sungai yang berliku, bergelombang dan diapit tebing-tebing terjal membuat aliran sungai ini menghasilkan jeram-jeram besar dan bervariasi dari grade 4 hingga 5.
Pemandangan dari atas jembatan

Arus Sungai Asahan yang deras banget
Di sungai ini ada 4 etape pengarungan yang dimulai dari sekitar Air Terjun Sampuran Harimau. Etape ini sambung menyambung dan bisa dipilih sebagai alternatif rute saat berarum jeram.

Rute pertama berakhir di dekat jembatan ini. Rute ini dijuluki dengan istilah 'Never Ever End Rapids', karena tipe jeramnya yang sambung menyambung seolah-olah tak pernah habis. Di etape ini terdapat dua jeram besar dengan grade 4 dan 5.

Rute kedua bernama 'Hula-Huli Run', etape ini dimulai dari belakang SD Desa Tangga dan berakhir di Zivana Rapid . Secara umum, etape ini relatif aman untuk diarungi. Etape yang panjangnya hanya tiga kilometer ini didominasi jeram ber-grade 3+.

Rute ketiga bernama 'Midde Section', etape ini dimulai dari Zivana Rapid yang berlanjut hingga Jeram Nightmare. Midde Section merupakan etape paling berbahaya di Sungai Asahan. Maskot yang paling terkenalnya adalah Nightmare Rapid, namun lepas dari jeram ini masih terdapat jeram-jeram ber-grade 5 yang menunggu dan sangat berbahaya Saking bahayanya jeram ini, jangankan rafter lokal, rafter internasional pun banyak yang menghentikan langkah di jeram ini. Gilak banget cuy.

Etape terakhir adalah Halims Run, rute ini dimulai dari Desa Batu Mamak dan berakhir di Desa Bandar Pulo. Di tempat ini arus tenang banyak ditemukan. Selain itu terdapat pemandangan air terjun di sepanjang aliran sungai. Tebing-tebing tinggi pun menjulang menjadi bentukan alam yang sangat menawan. Tebing-tebing ini mengular hingga ke bagian hilir.

Menatap arus sungai dari atas jembatan ini membuatku kepingin buat ngarungi sungai ini dan merasakan serunya berarum jeram. Tapi karena kegiatan olahraga satu ini harus berkelompok, aku harus mengurungkan niat. Karena tak banyak temanku yang mau ikut. Sedihnya. -_- 
Sang backpacker di Jembatan Tangga-Parhitean